LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
OPERASI PENANGKAPAN IKAN DENGAN
ALAT TANGKAP “PURSE SEINE”
PT.HASLINDO UTAMA
PELABUHAN PEKALONGAN
Disusun
oleh :
Rizkie Zatria Putra Kusuma
NIS. 1011.1027
PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 MUNDU
CIREBON
2012 – 2013
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Judul : OPERASI PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP
“PURSE SEINE”
Nama : Rizkie
Zatria Putra Kusuma
NIS : 1011.1027
Kompetensi Keahlian : NKPI
Laporan ini telah disetujui oleh :
Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Mundu
Cirebon
Drs. H. Wawan
Siswandi, M.M.Pd.
NIP. 19601023
198503 1 006
|
Pembimbing,
Atik Budiana, S.Pi
NIP.
|
KATA PENGANTAR
Segala puji
syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, karunia dan
hidayah-Nya akhirnya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Industri ini sebagai salah satu kegiatan pasca Prakerin.
Dengan
diadakannya Prakerin siswa SMKN 1 Mundu Cirebon telah memiliki keterampilan
dalam bidang kelautan sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja yang
sebenarnya, sehingga diharapkan para lulusan bukan hanya sebagai employer
tetapi dapat menjadi seorang enterpreneur dalam bidang perikanan.
Penyusun
mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1.
Bapak Drs. H. Wawan Siswandi, M.M.Pd., selaku Kepala
SMKN 1 Mundu Cirebon.
2.
Bapak Arief Setiawan, S.Pi selaku Wakasek Bidang Hubin.
3.
Bapak H. Bardiyanto, M.Si, selaku Koordinator
Kompetensi NKPI
4.
Bapak Suharta, S.Pi selaku Ketua Pokja Prakerin.
5.
Bapak Atik Budiana, S.Pi selaku Pembimbing Pembuatan
Laporan.
Penyusun sangat menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Dengan
segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun
dan berguna bagi kita semua.
Cirebon, September 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah.................................................................... 1
2.1
Tujuan
............................................................................................... 2
3.1
Batasan
Masalah................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Manajemen............................................................................. 3
2.2 Tinjauan Teknis..................................................................................... 3
2.3
Tinjauan Kajian finansial..................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Perencanaan......................................................................................... 5
3.2
Struktur Kapal..................................................................................... 5
3.3
Pengkoordinasian................................................................................. 7
3.4
Pelaksanaan.......................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan.......................................................................................... 15
4.2 Saran..................................................................................................... 15
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perairan Indonesia
memiliki luas lebih kurang 5,8 juta km2 dengan garis pantai
sepanjang 81.000 km, dengan potensi sumberdaya, terutama sumberdaya perikanan laut yang cukup besar.
Untuk menjawab tantangan yang timbul
dari pengelolaan sumberdaya ikan yang ada, khususnya ikan-ikan pelagis maka
dibutuhkan alat tangkap yang efektif dan armada penangkapan yang memadai. Melihat karakter ikan-ikan pelagis yang
selalu bergerak aktif di sekitar permukaan laut, maka alat tangkap purse seine sangat
cocok untuk menangkap ikan-ikan tersebut.
Purse seine dikenal sebagai alat
tangkap untuk jenis-jenis ikan pelagis, yang telah berkembang dengan pesat
dibeberapa perairan Indonesia terutama di perairan Pulau Jawa. Sesuai dengan
jenis ikan yang akan ditangkap, alat purse seine dibagi menjadi dua kelompok
yaitu Purse seine untuk menangkap ikan pelagis besar dan Purse seine untuk menangkap ikan pelagis
kecil.
Ditinjau dari jumlah hasil tangkapannya,
purse seine merupakan alat penangkap ikan yang sangat penting. Purse seine efisien dalam bulk fishing (menangkap ikan dalam
jumlah besar sekaligus) gerombolan ikan
– ikan pelagis kecil maupun besar.
Kedalaman perairan yang dapat dicapai oleh purse seine hingga 150 meter,
tergantung pada ukuran dan konstruksinya.
Efisiensi penangkapan sangat
tergantung pada kecepatan melingkari gerombolan ikan, kecepatan tenggelam
dinding jaring yang sangat panjang dan kecepatan penutupan jaring bagian bawah. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah lolosnya
gerombolan ikan yang selalu bergerak aktif, dan mengurangi pengaruh dorongan
angin dan arus pada saat purse seine dioperasikan.
Dalam kenyataannya para nelayan kurang
memperhatikan faktor-faktor tersebut, oleh karena nelayan cenderung memiliki
persepsi penangkapan ikan yang mereka lakukan berdasarkan feeling nelayan itu sendiri sehingga kencenderungan hasil
penangkapan relatif sedikit padahal potensi yang tersedia begitu besar.
berdasarkan pertimbangan tersebut maka penulis merasa
tertarik untuk mengikuti pengoperasian Purse
Seine di Pekalongan Jawa Tengah.
Sehingga penulis dapat memberikan masukan informasi baik kepada nelayan ataupun
pihak yang berkompeten untuk meningkatkan hasil tangkapannya, dan secara tidak langsung dapat
membantu meningkatkan tingkat kesejahteraan nelayan itu sendiri.
1.2
Tujuan
Tujuan
dari praktik ini adalah:
- Untuk mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap purse seiner dan penanganan hasil tangkap ikan di daerah Pekalongan, Jawa Tengah.
- Untuk mengetahui kelayakan usaha penangkapan ikan dengan menggunakan purse seiner di Pekalongan
1.3
Batasan Masalah
Aspek yang dibahas dalam penulisan
laporan ini, adalah dibatasi pada :
1. Kelayakan usaha
penangkapan ikan ditinjau dari analisa finansial yaitu melalui perhitungan rugi
laba.
2. Pengoperasian alat tangkap Purse Seine
3. Keterampilan pengoperasian alat navigasi.
4. Penanganan hasil tangkap ikan di kapal
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Manajemen
Perikanan adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
lingkungannya, mulai dari prapoduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan ( UU No.31 Tahun
2004 tentang Perikanan).
Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan diperairan yang tidak
dalam keadaan di budidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpanan, mendinginkan,
menangani, mengolah dan atau mengawetkan
( UU No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan).
Bila ditinjau dari sudut ekonomi dan
sosialnya maka usaha perikanan di Indonesia dewasa ini mempunyai dualitas.
yakni :
a. Perikanan rakyat atau artisanal fisheris, usaha ini masih bersifat mata pencaharian untuk
memenuhi kebutuhan sehari – hari ( Subtance
type fisheris ).
b. Perikanan usaha atau perikanan industri usaha
ini sudah maju dan memiliki produktifitas yang tinggi.
2.2 Tinjauan Teknis
Desain
alat penangkap ikan yang baik umumnya ditentukan oleh metoda, teknologi
penangkapan, tujuan penangkapan dan jumlah hasil tangkap yang diperoleh.
Dan hasil tangkapan merupakan
barometer keberhasilan penangkapan. Bila
hasil tangkapan menguntungkan dan sesuai dengan yang diharapkan maka desain
alat penangkap ikan dianggap baik.
Pengoperasian
purse seine berdasarkan BPPI Semarang, 1995, meliputi :
a.
Penurunan Alat Tangkap Purse Seine ( Setting )
Kapal maju
mengelilingi gerombolan ikan yang terkumpul disekitar rumpon atau lampu sambil
menurunkan purse seine sedikit demi sedikit (mengim,bangi kecepatan kapal) dari
lambung atau buritan kapal. Pada saat penurunan purse seine, maka posisi kapal
terhadap arus dan angin perlu diperhatikan. Purse Seine perlu dijaga agar tidak
sampai terbawa oleh arus masuk ke bawah
kapal dan kapal dijaga agar tidak melanggar purse seine di permukaan laut. Jika
kedua ujung jarring telah bertemu, maka kedua ujung jaring tersebut dinaikkan
ke kapal dan penarikan tali kolor dengan menggunakan winch dimulai hingga semua
cincin naik ke atas permukaan laut.
b. Penarikan Purse Seine ( Hauling )
Setelah cincin naik ke sisi lambung
kapal, maka badan jaring segera ditarik sedikit demi sedikit hingga ke bagian
kantong, segera diciduk pakai penciduk (caduk),.
c. Penanganan Hasil Tangkap di Kapal.
Hasil tangkapan selanjutnya dimasukkan atau disimpan ke
dalam palkah yang telah diisi dengan es.
2.3.
Tinjauan Kajian Finansial
Bisnis perikanan terdiri
dari usaha jangka pendek dan jangka panjang. Dewasa ini sudah banyak usahawan
yang telah mencoba investasi jangka pendek
saja, namun ada pula usahawan yang berpotensi untuk jangka panjang.
Usaha tersebut biasanya membutuhkan biaya yang cukup besar.
Menurut Siswanto Sutoyo
( 1998 ), pada umumnya studi kelayakan mencakup aspek – aspek pasar dan pemasaran,
teknis dan teknologi, manajemen operasi proyek serta ekonomi dan keuangan.
Dalam analisa keuangan
telah di kembangkan berbagai kriteria antara lain net present value dari benefit
dan cost, internal rate of return, dan
net benefit cost ratio. Setiap kriteria dipakai untuk menentukan diterima atau
tidaknya suatu usulan proyek atau memberi urutan berbagi usulan presentasi.
Perhitungan rugi laba
adalah perhitungan yang membandingkan antara total pendapatan atau penjualan
hasil tangkapan yang diperoleh dalam periode tertentu dengan biaya operasi
penangkapan dalam periode tertentu. Dikatakan rugi apabila total pendapatan
lebih kecil dari pada biaya operasi penangkapan.
BAB III. PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Perencanaan
Dalam setiap operasi penangkapan
ikan khususnya dengan menggunakan alat tangkap Purse Seine diperlukan adanya
suatu perencanaan. Hal tersebut dikarenakan salah satu faktor keberhasilan
suatu operasi penangkapan ditentukan oleh perencanaan sebelum dilaksanakannya
operasi penangkapan. Tanpa perencanaan yang baik dan matang maka akan banyak
kendala yang dihadapi. Perencanaan yang dilakukan meliputi persiapan di darat
serta persiapan di laut.
Perencanaan untuk operasi penangkapan Purse Seine secara
lengkap adalah sebagai berikut :
- Perbekalan
Perbekalan
yang disiapkan sebelum kapal berangkat / tolak ke fishing ground diantaranya adalah :
- Bahan Bakar
Kapal (solar)
- Bahan Makanan
(Konsumsi)
- Es batu
- Air Tawar
- Oli Pelumas
Adapun rincian biaya
yang harus dikeluarkan dalam pengadaan perbekalan ini antara lain :
Tabel
1. Rincian Perbekalan KM.Bintang Mas
Victori
No
|
Jenis Pengeluaran
|
Jumlah (Rp)
|
1.
|
Bahan Bakar
a. Solar 3000 lt x @Rp 4.500
b. Oli 30 lt x @Rp 22.000
c. Minyak
tanah 200 lt x @Rp 4.000
|
13.500.000
660.000
800.000
|
2.
|
Bahan Makanan
|
12.000.000
|
3.
|
Es batu 600 balok x Rp 7.000
|
4.200.000
|
4.
|
Air tawar
|
1.000.000
|
5.
|
Surat-surat
kapal (perijinan)
|
500.000
|
6.
|
Perlengkapan
perbaikan alat tangkap
|
1.500.000
|
Total Pengeluaran
|
34.160.000
|
- Persiapan
Persiapan yang dilakukan berupa persiapan di darat
(berupa penyiapan alat dan pengurusan perizinan) dan persiapan dilaut (sebelum
tiba di fishing ground).
c. Ploting Track Pelayaran
Sebelum
kapal bertolak idealnya dibuat suatu track pelayaran / rencana pelayaran yang
dilukiskan dalam sebuah peta sebagai acuan pada saat kapal berlayar. Adapun
track yang harus dibuat yaitu mulai dari kapal tolak dari pelabuhan (fishing base) sampai menuju fishing ground kemudian kembali lagi ke
pelabuhan asal dengan selamat dengan memperhatikan beberapa faktor diantaranya
yaitu kedalaman perairan, draft kapal, daerah fishing ground, daerah aman dari navigasi, dll.
Namun
hal ini tidak dilakukan pada kapal yang penulis ikuti, dan berdasarkan hasil
wawancara dengan nakhoda alasannya karena sudah sering bertolak ke fishing
ground yang akan dituju dan berdasarkan pengalaman nakhoda itu sendiri dalam
membawa kapal
3.1
Pengorganisasian pada KM Bintang Mas Victori
3.3 Pengkoordinasian
Setiap
kapal yang akan berlayar harus dilengkapi dengan surat-surat dokumen kapal yang
lengkap. Koordinasi dengan lembaga terkait antara pihak kapal dengan syahbandar
meliputi : Surat Ukur, Surat Kesempurnaan Kapal, Pas Tahunan, Surat Laik Laut, Surat
Ijin Berlayar. Dan koordinasi antara pihak kapal dengan Departemen Kelautan dan
Perikanan meliputI : Surat Ijin Usaha Penangkapan, Surat Ijin Kapal Penangkapan
Ikan, dan Surat Ijin Perikanan, Dan dokumen crew kapal meliputi : Sijil Awak
Kapal, Salinan PKL, Pas Kesehatan, Ankapin / SKK 60 mil.
3.4 Pelaksanaan
Operasi penangkapan pada hakikatnya
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kendatipun kadang –
kadang terjadi perubahaan karena kondisi fishing
ground yang tidak sesuai dengan hasil sebelumnya. Pada kondisi fishing ground yang berubah, maka
nakhoda menentukan fishing ground yang baru setelah berkonsultasi melalui alat
komunikasi dengan stasion pengendali di darat dan juga setelah mendapat
informasi dari kapal lainnya yang sedang
beroperasi. Jika lokasi fishing ground sudah
didapatkan maka operasi penangkapan dimulai dan kemudian keberhasilan operasi
sangat ditentukan dari skill kru kapal dan desain alat tangkap yang di gunakan.
Sarana penangkapan yang digunakan
selama praktek pada KM.Bintang Mas Victori adalah sebagai berikut :
a. Kapal
Purse Seine (Purse seiner)
Kapal yang digunakan dalam pengoperasian alat tangkap
Purse Seine adalah kapal mesin yang terbuat dari kayu. Kapal Purse Seine harus
memiliki syarat-syarat sesuai dengan jenis alat tangkap yang digunakan.
Beberapa syarat Kapal Purse Seine adalah sebagai berikut
:
- Geladak harus dibuat rendah, baik lambung kiri ataupun kanan.
- Memiliki konstruksi kapal yang baik agar dapat mengejar gerombolan ikan pada waktu setting.
Data-data
Kapal yang penulis ikuti
Nama Kapal :
KM. Bintang Mas Victori
Kebangsaan :
Indonesia
Jenis Kapal : Purse Seine
Tonage : 64 GT
Tanda Selar : GT 64 No.986FP
1996GA No.5318/N
Tempat Pembuatan :
Pekalongan
Bahan Kapal : Kayu,besi
Main Engine ( M/E ) : MITSUBISHI
Kekuatan Mesin :
160 PK
Bahan Bakar : Solar
Kapasitas Palkah : 36 ton
Panjang :
24,9 meter
Lebar : 6 meter
Dalam : 3 meter
b. Alat Bantu Pengoperasian
KM. Bintang Mas Victory dilengkapi
dengan peralatan bantu untuk navigasi, antara lain :
- 1 buah Kompas
- 1 buah GPS Merk Furuno
- 1 set Peta Laut
- 1 buah Radio Komunikasi
- Jam dinding
Sedangkan
alat bantu penangkapan yang digunakan dalam pengoperasian purse seine adalah sebagai
berikut :
- Rumpon
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan ikan
- Lampu Galaxi
Lampu Galaxi
digunakan untuk menarik perhatian ikan karena terangnya cahaya lampu.
- Caduk
Alat yang digunakan
untuk mengambil ikan dari jaring ke atas deck atau palka dengan atau tanpa
bantuan mesin gardan.
- Roller
Digunakan untuk mempermudah penarikan tali (kolor,
jangkar)
- Lampu Patromak
Lampu yang digunakan
untuk menggantikan lampu galaxy agar ikan tidak pergi dari kapal pada saat
kapal berputar menurunkan jaring.
- Gardan / Winch
Digunakan untuk menarik tali kolor pada saat hauling dan
juga sebagai penarik caduk saat hasil tangkapan banyak.
c. Konstruksi Alat Tangkap
Purse seine adalah suatu
jenis alat tangkap yang terdiri dari tali pelampung, tali ris atas, selvedge,
badan jaring, sayap, pemberat, tali pemberat, tali ris bawah dan tali cincin
(tali kolor). Ukuran alat tangkap Purse Seine adalah panjang : 225 m
dan dalam : 65 meter.
Cara-cara operasi penangkapan ikan dengan alat tangkap Purse Seine di KM. Bintang Mas Victori meliputi :
1. Persiapan
a. Persiapan di darat
Persiapan
yang perlu dilakukan di darat sebelum kapal berlayar, meliputi:
1. Persiapan perbekalan
2.
Persiapan
Surat – surat
Kapal, seperti :
a
Port
Clearance ( Surat
Ijin Berlayar )
b
Sijil Awak Kapal
c
Pas Tahunan
d Surat Ijin Usaha Perikanan ( SIUP )
3.
Pemeriksaan Alat Tangkap
4. Pemeriksaan
mesin
5. Pemasangan
Lampu Galaxi
6. Persiapan Alat Bantu
b. Persiapan
di Laut
Persiapan di Laut dilakukan pada saat Kapal sudah
sampai di Fishing Ground, adapun yang harus dilakukan antara lain :
1.
Memperhatikan
kondisi laut (cuaca)
2.
Kapal berlabuh jangkar
3. Penyusunan dan memasang rumpon, rumpon terikat pada kapal
melalui tali selambar.
4.
Menyalakan lampu galaksi.
2. Setting (Penurunan Alat Tangkap)
Setting biasanya dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada
waktu malam hari sekitar pukul 12.00 dan pada saat pagi hari yaitu pukul 03.00
sampai selesai.
Berikut
urutan pelaksanaannya.
- Menyalakan lampu patromak, sebelum lampu galaksi dipadamkan.
- Menurunkan lampu patromak, dan secara bertahap lampu galaksi dimatikan, dengan harapan ikan yang tadinya menyebar di sekitar kapal akan berkumpul di sekitar lampu patromak
- Melepaskan tali selambar rumpon, dan satu orang (pecilen) mengatur pergerakan lampu petromak di atas rakit (bangkrak) mendekati rumpon
- Menarik Jangkar
- Sesaat lampu galaksi padam, kapal bergerak mengitari rumpon untuk mencari posisi awal setting yang baik.
- Kapal bersiap melakukan setting, dan menurunkan umbal / tongkat bersama tali selembar dengan membawa lampu baterai (kedip) sebagai tanda awal pengoperasian jaring yang dilakukan oleh pecilen.
- Kemudian kapal bergerak maju dengan kecepatan 6,5 knot dan bergerak searah jarum jam melingkari lampu patromak dan rumpon tempat berkumpulnya gerombolan ikan sampai mendapat umbal / lampu kedip yang di bawa pecilen lalu tali selambar dinaikan ke atas deck.
- Kemudian tali selambar ditarik oleh ABK sampai mendapatkan tali kolor.
- Tali kolor diikatkan pada gardan dan selanjutnya melalui mesin gardan tali kolor ditarik sedemikian rupa sampai posisi bagian bawah jaring membentuk kantong, dengan harapan ikan akan berkumpul di tengah dan tidak bisa kabur.
Kecepatan dan ketepatan setting (penurunan
alat) tergantung
dari:
·
Kemampuan dari pada ABK atau crew kapal pada saat itu.
·
Kondisi serta keadaan alat tangkap dan stabilitas kapal
·
Angin dan arus
.
1.
Hauling
- Menarik tali pelampung, badan jaring dan tali pemberat secara bersama-sama dan seimbang, agar mendapatkan posisi kantong berada ditengah.
- Setelah posisi lingkaran jaring mengecil dan posisi tali pelampung sudah mendekat ke kapal, selanjutnya tali pelampung yang terakhir diikatkan ke tiang gantung melalui sebuah tali.
- Hasil tangkapan yang berada pada kantong jaring
diambil dengan caduk dan diangkat memakai derek sampai di atas deck.
. Handling (Penanganan Ikan)Pertama-tama menyiapkan peralatan penanganan ikan terlebih dahulu diantaranya : basket, serok dan alat penghancur balok es. Adapun langkah-langkah penanganan ikan sebagai berikut:
- Ikan diambil dari kantong jaring dengan menggunakan caduk, selanjutnya dikumpulkan di atas deck.
- Ikan disortir berdasarkan ukuran, jenis dan mutu kesegaran ikan, serta ikan-ikan yang termasuk nilai jual tinggi, dan disimpan dalam basket plastik.
- Ikan tersebut disiram dengan menggunakan air laut sampai bersih dari sampah / kotoran yang menempel pada tubuh ikan.
- Selain itu ABK yang lain menghancurkan balok es menjadi curah, dan selanjutnya dimasukkan ke dalam dasar palkah.
- Setelah dasar palkah tertutupi es, kemudian ikan hasil sortiran dimasukkan ke dalam palkah.
- Ikan dalam palkah di atur sedemikian rupa dengan susunan es – ikan – es – ikan – es (sistem boxing).
- Setelah semua ikan masuk ke dalam palkah, kemudian ditutup dengan rapi.
- Alat-alat yang dipergunakan dibersihkan dan selanjutnya disimpan pada tempatnya.
- Sementara itu
ABK yang lain membersihkan deck kapal dari kotoran / sampah, dengan cara
menyiram menggunakan air laut.
Untuk menjaga kesegaran ikan diperlukan penanganan dengan cara pengesan. Cara penanganan ikan dengan cara pengesan yaitu setelah ikan disortir dan dicuci kemudian dimasukan ke palkah yang dasarnya sudah diberi es curah dan selanjutnya disusun dengan sistem boxing (susunan es – ikan – es – ikan – es), lalu palkah ditutup rapat kembali.4.Fishing GroundDaerah fishing groud di sekitar laut Madura.Waktu yang diperlukan dalam 1 trip tergantung dari kecepatan atau lambatnya hasil penangkapan ikan yang diperoleh, Tergantung pula pada perbekalan, tapi perbekalan biasanya cukup 60-70 hari. Kapal yang penulis ikuti selama praktik dilaut selama 74 hari yaitu dalam 1 Trip. Berdasarkan sumber data dan yang penulis alami, Lama waktu di laut dipengaruhi oleh :a. Perbekalanb. Kapasitas palkahc. Kondisi alamd. Keadaan kapal dan alat tangkapDaerah Fishing Ground purse seine, berdasarkan pengalaman saat penulis saat mengikuti operasi penangkapan ikan setidaknya harus memenuhi :a. Perairan berbuih dan terlihat ikan loncat ke permukaan air.b. Tampak burung-burung berterbangan di atas permukaan air.c. Terdapat banyak planktond. Arus tidak kuate. Kedalaman perairan antara 100 sampai dengan 150 meter6. Hasil tangkapanJenis – jenis ikan yang tertangkap diantaranya adalah :a. Ikan Layang ( Decapterus russeli )b. Ikan Tongkol ( Euthynnus spp )c. Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta)d. Ikan Bawal Hitam ( Formio niger )e. Ikan Tenggiri ( Scomberomorus commersoni )f. Ikan Layur ( Tricliurus savala )g. Cumi-cumi (Loligo sp)Hasil penjualan yang dilakukan di Tempat Pelelangan Ikan Pekalongan Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel berikut.Tabel 2. Hasil Penjualan Ikan.NoNama IkanJumlah HasilTangkapan (kg)Harga Satuan( Rp / Kg )Jumlah( Rp )1234567Ikan LayangIkan TongkolIkan KembungIkan Bawal HitamIkan TenggiriIkan LayurCumi-cumi1.8009001.1008006002003508.00012.0009.00015.00020.00011.00020.00014.400.00010.800.0009.900.00012.000.00012.000.0002.200.0007.000.000Jumlah68.300.000BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN4.1 KesimpulanPenulis dapat menarik kesimpulan dari laporan pengoperasian penangkapan ikan dengan Purse Seine adalah sebagai berikut :a. Hasil tangkapan KM. Bintang Mas Victori mayoritas ditujukan untuk pemasaran lokal.b. Hasil tangkapan alat tangkap Purse Seine ditujukan untuk menangkap jenis ikan tongkol dan kembung, tetapi pada kenyataannya dalam pengoperasian tertangkap pula ikan – ikan yang lain.c. Berdasarkan hasil tangkapan tahun – tahun sebelumnya, dapat diketahui bahwa hasil tangkapan banyak diperoleh pada bulan Mei – September dan Desember - Januari dan sedikit diperoleh pada bulan Februari – April.4.2 SaranDari hasil pengamatan praktek penulis, kami menyarankan antara lain :a. Perlu adanya penambahan peralatan navigasi di kapal contohnya echosounder untuk menduga jumlah ikan yang terkumpul di bawah kapal.b. Perlu dicari terobosan-terobosan baru dalam marketing untuk mencari harga yang kompetitif sehingga tidak tergantung pada satu pasar, guna meningkatkan tingkat kesejahteraan nelayan itu sendiri..RIWAYAT HIDUPNama Lengkap : Rizkie Zatria Putra KusumaTempat/ Tanggal Lahir : Palembang, 07 Desember 1996Agama : IslamAlamat : Jl. Angrek bojong ciakar Rt/02,Rw/10 kel.situKec: sumedang utara Kab: SumedangNama Orang Tua :Ayah : Deden Anton Suntaka DaputraIbu : Eung RPekerjaan Orang Tua :Ayah : Karyawan swastaIbu : Ibu Rumah Tangga (IRT)Hobby : Olahraga,Cita – cita : Menjadi Bagian yg Penting dalam suatuperusahaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar