tulisan berjalan

assalamualaikum waroh matulohi wabaro katu..selamat datang di blog RIZKI ZATRIA PUTRA KUSUMA (arjuna deonz) YG MEMUAT INFORMASI INFORMASI YG BERGUNA BAGI PEMBACA

Kamis, 04 Oktober 2012

laporan kerja industri alat tangkap purse seiner

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
OPERASI PENANGKAPAN IKAN DENGAN
ALAT TANGKAP “PURSE SEINE”
PT.HASLINDO UTAMA
PELABUHAN PEKALONGAN




Disusun oleh :
Rizkie Zatria Putra Kusuma
NIS. 1011.1027







PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 MUNDU
CIREBON
2012 – 2013


LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI



Judul                                       : OPERASI PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP “PURSE SEINE”
Nama                                      : Rizkie Zatria Putra Kusuma
NIS                                         : 1011.1027
Kompetensi Keahlian             : NKPI



Laporan ini telah disetujui oleh :





Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Mundu Cirebon





Drs. H. Wawan Siswandi, M.M.Pd.
NIP. 19601023 198503 1 006

Pembimbing,





Atik Budiana, S.Pi
NIP.












KATA PENGANTAR

            Segala puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Industri ini sebagai salah satu kegiatan pasca Prakerin.
            Dengan diadakannya Prakerin siswa SMKN 1 Mundu Cirebon telah memiliki keterampilan dalam bidang kelautan sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja yang sebenarnya, sehingga diharapkan para lulusan bukan hanya sebagai employer tetapi dapat menjadi seorang enterpreneur dalam bidang perikanan.
            Penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1.      Bapak Drs. H. Wawan Siswandi, M.M.Pd., selaku Kepala SMKN 1 Mundu Cirebon. 
2.      Bapak Arief Setiawan, S.Pi selaku Wakasek Bidang Hubin.
3.      Bapak H. Bardiyanto, M.Si, selaku Koordinator Kompetensi NKPI
4.      Bapak Suharta, S.Pi selaku Ketua Pokja Prakerin.
5.      Bapak Atik Budiana, S.Pi selaku Pembimbing Pembuatan Laporan.
Penyusun sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dan berguna bagi kita semua.


Cirebon,    September 2012


Penyusun






DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
2.1        Tujuan ............................................................................................... 2
3.1        Batasan Masalah................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Manajemen............................................................................. 3
2.2 Tinjauan Teknis..................................................................................... 3
2.3  Tinjauan Kajian finansial..................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN
3.1  Perencanaan......................................................................................... 5
3.2  Struktur Kapal..................................................................................... 5
3.3  Pengkoordinasian................................................................................. 7
3.4  Pelaksanaan.......................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP
4.1  Kesimpulan.......................................................................................... 15
4.2 Saran..................................................................................................... 15


BAB I.  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perairan Indonesia memiliki luas lebih kurang 5,8 juta km2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, dengan potensi sumberdaya, terutama  sumberdaya perikanan laut yang cukup besar.
Untuk menjawab tantangan yang timbul dari pengelolaan sumberdaya ikan yang ada, khususnya ikan-ikan pelagis maka dibutuhkan alat tangkap yang efektif dan armada penangkapan yang memadai.  Melihat karakter ikan-ikan pelagis yang selalu bergerak aktif di sekitar permukaan laut, maka alat tangkap purse seine sangat cocok untuk menangkap ikan-ikan tersebut.
Purse seine dikenal sebagai alat tangkap untuk jenis-jenis ikan pelagis, yang telah berkembang dengan pesat dibeberapa perairan Indonesia terutama di perairan Pulau Jawa. Sesuai dengan jenis ikan yang akan ditangkap, alat purse seine dibagi menjadi dua kelompok yaitu Purse seine untuk menangkap ikan pelagis besar dan  Purse seine untuk menangkap ikan pelagis kecil.
Ditinjau dari jumlah hasil tangkapannya, purse seine merupakan alat penangkap ikan yang sangat penting.  Purse seine efisien dalam bulk fishing (menangkap ikan dalam jumlah besar sekaligus)  gerombolan ikan – ikan pelagis kecil maupun besar.  Kedalaman perairan yang dapat dicapai oleh purse seine hingga 150 meter, tergantung pada ukuran dan konstruksinya.
Efisiensi penangkapan sangat tergantung pada kecepatan melingkari gerombolan ikan, kecepatan tenggelam dinding jaring yang sangat panjang dan kecepatan penutupan jaring bagian bawah.  Hal ini dimaksudkan untuk mencegah lolosnya gerombolan ikan yang selalu bergerak aktif, dan mengurangi pengaruh dorongan angin dan arus pada saat purse seine dioperasikan.
Dalam kenyataannya para nelayan kurang memperhatikan faktor-faktor tersebut, oleh karena nelayan cenderung memiliki persepsi penangkapan ikan yang mereka lakukan berdasarkan feeling nelayan itu sendiri sehingga kencenderungan hasil penangkapan relatif sedikit padahal potensi yang tersedia begitu besar.

berdasarkan pertimbangan tersebut maka penulis merasa tertarik untuk mengikuti pengoperasian Purse Seine  di Pekalongan Jawa Tengah. Sehingga penulis dapat memberikan masukan informasi baik kepada nelayan ataupun pihak yang berkompeten untuk meningkatkan hasil  tangkapannya, dan secara tidak langsung dapat membantu meningkatkan tingkat kesejahteraan nelayan itu sendiri.

1.2  Tujuan
Tujuan dari praktik ini adalah:
  1. Untuk mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap purse seiner dan penanganan hasil tangkap ikan di daerah Pekalongan, Jawa Tengah.
  2. Untuk mengetahui kelayakan usaha penangkapan ikan dengan menggunakan purse seiner di Pekalongan

1.3  Batasan Masalah
Aspek yang dibahas dalam penulisan laporan ini, adalah dibatasi pada :
1.      Kelayakan usaha penangkapan ikan ditinjau dari analisa finansial yaitu melalui perhitungan rugi laba.
2.      Pengoperasian alat tangkap Purse Seine
3.      Keterampilan pengoperasian alat navigasi.
4.      Penanganan hasil tangkap ikan di kapal













BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Manajemen
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya, mulai dari prapoduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan ( UU No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan).
Penangkapan ikan adalah kegiatan  untuk memperoleh ikan diperairan yang tidak dalam keadaan di budidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpanan, mendinginkan, menangani, mengolah dan atau mengawetkan    ( UU No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan).
Bila ditinjau dari sudut ekonomi dan sosialnya maka usaha perikanan di Indonesia dewasa ini mempunyai dualitas. yakni :
a.   Perikanan rakyat atau artisanal fisheris, usaha ini masih bersifat mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari ( Subtance type fisheris ).
b.   Perikanan usaha atau perikanan industri usaha ini sudah maju dan memiliki produktifitas yang tinggi.

2.2 Tinjauan Teknis
Desain alat penangkap ikan yang baik umumnya ditentukan oleh metoda, teknologi penangkapan, tujuan penangkapan dan jumlah hasil tangkap yang diperoleh.
Dan hasil tangkapan merupakan barometer keberhasilan penangkapan.  Bila hasil tangkapan menguntungkan dan sesuai dengan yang diharapkan maka desain alat penangkap ikan dianggap baik.
                  Pengoperasian purse seine berdasarkan BPPI Semarang, 1995, meliputi :
a.    Penurunan Alat Tangkap Purse Seine ( Setting )
Kapal maju mengelilingi gerombolan ikan yang terkumpul disekitar rumpon atau lampu sambil menurunkan purse seine sedikit demi sedikit (mengim,bangi kecepatan kapal) dari lambung atau buritan kapal. Pada saat penurunan purse seine, maka posisi kapal terhadap arus dan angin perlu diperhatikan. Purse Seine perlu dijaga agar tidak sampai terbawa oleh arus masuk  ke bawah kapal dan kapal dijaga agar tidak melanggar purse seine di permukaan laut. Jika kedua ujung jarring telah bertemu, maka kedua ujung jaring tersebut dinaikkan ke kapal dan penarikan tali kolor dengan menggunakan winch dimulai hingga semua cincin naik ke atas permukaan laut.
b.    Penarikan Purse Seine ( Hauling )
Setelah cincin naik ke sisi lambung kapal, maka badan jaring segera ditarik sedikit demi sedikit hingga ke bagian kantong, segera diciduk pakai penciduk (caduk),.
c.   Penanganan Hasil Tangkap di Kapal.
Hasil tangkapan selanjutnya dimasukkan atau disimpan ke dalam palkah yang telah diisi dengan es.

2.3.    Tinjauan Kajian Finansial
Bisnis perikanan terdiri dari usaha jangka pendek dan jangka panjang. Dewasa ini sudah banyak usahawan yang telah mencoba investasi jangka pendek  saja, namun ada pula usahawan yang berpotensi untuk jangka panjang. Usaha tersebut biasanya membutuhkan biaya yang cukup besar.
Menurut Siswanto Sutoyo ( 1998 ), pada umumnya studi kelayakan mencakup aspek – aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen operasi proyek serta ekonomi dan keuangan.
Dalam analisa keuangan telah di kembangkan berbagai kriteria antara lain net present value dari benefit dan cost, internal rate of return, dan net benefit cost ratio.  Setiap kriteria dipakai untuk menentukan diterima atau tidaknya suatu usulan proyek atau memberi urutan berbagi usulan presentasi.
Perhitungan rugi laba adalah perhitungan yang membandingkan antara total pendapatan atau penjualan hasil tangkapan yang diperoleh dalam periode tertentu dengan biaya operasi penangkapan dalam periode tertentu. Dikatakan rugi apabila total pendapatan lebih kecil dari pada biaya operasi penangkapan.



 BAB III.  PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN

3.1  Perencanaan
Dalam setiap operasi penangkapan ikan khususnya dengan menggunakan alat tangkap Purse Seine diperlukan adanya suatu perencanaan. Hal tersebut dikarenakan salah satu faktor keberhasilan suatu operasi penangkapan ditentukan oleh perencanaan sebelum dilaksanakannya operasi penangkapan. Tanpa perencanaan yang baik dan matang maka akan banyak kendala yang dihadapi. Perencanaan yang dilakukan meliputi persiapan di darat serta persiapan di laut.  

Perencanaan untuk operasi penangkapan Purse Seine secara lengkap adalah sebagai berikut :

  1. Perbekalan
            Perbekalan yang disiapkan sebelum kapal berangkat / tolak ke fishing ground diantaranya adalah :
-  Bahan Bakar Kapal (solar)
-  Bahan Makanan (Konsumsi)
-  Es batu
-  Air Tawar
-  Oli Pelumas                                                   
Adapun rincian biaya yang harus dikeluarkan dalam pengadaan perbekalan ini antara lain :
Tabel 1.  Rincian Perbekalan KM.Bintang Mas Victori
No
Jenis Pengeluaran
Jumlah (Rp)
1.
Bahan Bakar
a. Solar  3000 lt x @Rp 4.500
b. Oli        30 lt x @Rp 22.000
c. Minyak tanah 200 lt x @Rp 4.000

13.500.000
660.000
800.000
2.
Bahan Makanan
12.000.000
3.
Es batu   600 balok x  Rp 7.000
4.200.000
4.
Air tawar
1.000.000
5.
Surat-surat kapal (perijinan)
500.000
6.
Perlengkapan perbaikan alat tangkap
1.500.000
Total Pengeluaran
34.160.000


  1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan berupa persiapan di darat (berupa penyiapan alat dan pengurusan perizinan) dan persiapan dilaut (sebelum tiba di fishing ground).

c.  Ploting Track Pelayaran
            Sebelum kapal bertolak idealnya dibuat suatu track pelayaran / rencana pelayaran yang dilukiskan dalam sebuah peta sebagai acuan pada saat kapal berlayar. Adapun track yang harus dibuat yaitu mulai dari kapal tolak dari pelabuhan (fishing base) sampai menuju fishing ground kemudian kembali lagi ke pelabuhan asal dengan selamat dengan memperhatikan beberapa faktor diantaranya yaitu kedalaman perairan, draft kapal, daerah fishing ground, daerah aman dari navigasi, dll. 
            Namun hal ini tidak dilakukan pada kapal yang penulis ikuti, dan berdasarkan hasil wawancara dengan nakhoda alasannya karena sudah sering bertolak ke fishing ground yang akan dituju dan berdasarkan pengalaman nakhoda itu sendiri dalam membawa kapal


3.1  Pengorganisasian pada KM Bintang Mas Victori





3.3 Pengkoordinasian

                        Setiap kapal yang akan berlayar harus dilengkapi dengan surat-surat dokumen kapal yang lengkap. Koordinasi dengan lembaga terkait antara pihak kapal dengan syahbandar meliputi : Surat Ukur, Surat Kesempurnaan Kapal, Pas Tahunan, Surat Laik Laut, Surat Ijin Berlayar. Dan koordinasi antara pihak kapal dengan Departemen Kelautan dan Perikanan meliputI : Surat Ijin Usaha Penangkapan, Surat Ijin Kapal Penangkapan Ikan, dan Surat Ijin Perikanan, Dan dokumen crew kapal meliputi : Sijil Awak Kapal, Salinan PKL, Pas Kesehatan, Ankapin / SKK 60 mil.

3.4 Pelaksanaan
 Operasi penangkapan pada hakikatnya dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kendatipun kadang – kadang terjadi perubahaan karena kondisi fishing ground yang tidak sesuai dengan hasil sebelumnya. Pada kondisi fishing ground yang berubah, maka nakhoda menentukan fishing ground  yang baru setelah berkonsultasi melalui alat komunikasi dengan stasion pengendali di darat dan juga setelah mendapat informasi dari kapal  lainnya yang sedang beroperasi. Jika lokasi fishing ground sudah didapatkan maka operasi penangkapan dimulai dan kemudian keberhasilan operasi sangat ditentukan dari skill kru kapal dan desain alat tangkap yang di gunakan.
Sarana penangkapan yang digunakan selama praktek pada KM.Bintang Mas Victori adalah sebagai berikut :

      a. Kapal Purse Seine (Purse seiner)
Kapal yang digunakan dalam pengoperasian alat tangkap Purse Seine adalah kapal mesin yang terbuat dari kayu. Kapal Purse Seine harus memiliki syarat-syarat sesuai dengan jenis alat tangkap yang digunakan.
Beberapa syarat Kapal Purse Seine adalah sebagai berikut :
  1. Geladak harus dibuat rendah, baik lambung kiri ataupun kanan.
  2. Memiliki konstruksi kapal yang baik agar dapat mengejar gerombolan ikan pada waktu setting.




Data-data Kapal yang penulis ikuti
Nama Kapal                :   KM. Bintang Mas Victori
Kebangsaan                :   Indonesia   
Jenis Kapal                 :   Purse Seine
Tonage                        :   64 GT
Tanda Selar                :   GT 64  No.986FP
                                        1996GA No.5318/N
Tempat Pembuatan    :   Pekalongan
Bahan Kapal               :   Kayu,besi
Main Engine ( M/E )    :   MITSUBISHI
Kekuatan Mesin          :   160 PK
Bahan Bakar               :   Solar
Kapasitas Palkah        :   36 ton
Panjang                       :   24,9 meter
Lebar                           :   6 meter
Dalam                         :   3 meter

b.  Alat Bantu Pengoperasian
KM. Bintang Mas Victory dilengkapi dengan peralatan bantu untuk navigasi, antara lain :
  • 1 buah Kompas
  • 1 buah GPS Merk  Furuno
  • 1 set Peta Laut
  • 1 buah Radio Komunikasi
  • Jam dinding









Sedangkan alat bantu penangkapan yang digunakan dalam pengoperasian purse seine adalah sebagai berikut :
  1. Rumpon
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan ikan

  1. Lampu Galaxi
Lampu Galaxi digunakan untuk menarik perhatian ikan karena terangnya cahaya lampu.
  1. Caduk
Alat yang digunakan untuk mengambil ikan dari jaring ke atas deck atau palka dengan atau tanpa bantuan mesin gardan.
  1. Roller
Digunakan untuk mempermudah penarikan tali (kolor, jangkar)
  1. Lampu Patromak
Lampu yang digunakan untuk menggantikan lampu galaxy agar ikan tidak pergi dari kapal pada saat kapal berputar menurunkan jaring.
  1. Gardan / Winch
Digunakan untuk menarik tali kolor pada saat hauling dan juga sebagai penarik caduk saat hasil tangkapan banyak.

      c. Konstruksi Alat Tangkap
Purse seine adalah suatu jenis alat tangkap yang terdiri dari tali pelampung, tali ris atas, selvedge, badan jaring, sayap, pemberat, tali pemberat, tali ris bawah dan tali cincin (tali kolor).   Ukuran alat tangkap Purse Seine adalah panjang : 225 m dan dalam : 65 meter.

Cara-cara operasi penangkapan ikan dengan alat tangkap Purse Seine di KM. Bintang Mas Victori meliputi :

1.  Persiapan
     a. Persiapan di darat
Persiapan yang perlu dilakukan di darat sebelum kapal berlayar, meliputi:
1.    Persiapan perbekalan
2.    Persiapan Surat – surat Kapal, seperti :
a      Port Clearance ( Surat Ijin Berlayar )
b      Sijil Awak Kapal
c      Pas Tahunan
d      Surat Ijin Usaha Perikanan ( SIUP )
3.    Pemeriksaan Alat Tangkap
4.   Pemeriksaan mesin
5.   Pemasangan Lampu Galaxi
6.   Persiapan Alat Bantu
      b. Persiapan di Laut
      Persiapan di Laut dilakukan pada saat Kapal sudah sampai di Fishing Ground, adapun yang harus dilakukan antara lain :
1.    Memperhatikan kondisi laut (cuaca)
2.    Kapal berlabuh jangkar
3.    Penyusunan dan memasang rumpon, rumpon terikat pada kapal melalui tali selambar.
4.    Menyalakan lampu galaksi.
  
2. Setting  (Penurunan Alat Tangkap)
Setting biasanya dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada waktu malam hari sekitar pukul 12.00 dan pada saat pagi hari yaitu pukul 03.00 sampai selesai.  
Berikut urutan pelaksanaannya.
  1. Menyalakan lampu patromak, sebelum lampu galaksi dipadamkan.
  2. Menurunkan lampu patromak, dan secara bertahap lampu galaksi dimatikan, dengan harapan ikan yang tadinya menyebar di sekitar kapal akan berkumpul di sekitar lampu patromak
  3. Melepaskan tali selambar rumpon, dan satu orang (pecilen) mengatur pergerakan lampu petromak di atas rakit (bangkrak) mendekati rumpon
  4. Menarik Jangkar
  5. Sesaat lampu galaksi padam, kapal bergerak mengitari rumpon untuk mencari posisi awal setting yang baik.
  6. Kapal bersiap melakukan setting, dan menurunkan umbal / tongkat bersama tali selembar dengan membawa lampu baterai (kedip) sebagai tanda awal pengoperasian jaring yang dilakukan oleh pecilen.
  7. Kemudian kapal bergerak maju dengan kecepatan 6,5 knot dan bergerak searah jarum jam melingkari lampu patromak dan rumpon tempat berkumpulnya gerombolan ikan sampai mendapat umbal / lampu kedip yang di bawa pecilen lalu tali selambar dinaikan ke atas deck.
  8. Kemudian tali selambar ditarik oleh ABK sampai mendapatkan tali kolor.
  9. Tali kolor diikatkan pada gardan dan selanjutnya melalui mesin gardan tali kolor ditarik sedemikian rupa sampai posisi bagian bawah jaring membentuk kantong, dengan harapan ikan akan berkumpul di tengah dan tidak bisa kabur.
            Kecepatan dan ketepatan setting (penurunan alat) tergantung dari:
·         Kemampuan dari pada ABK atau crew kapal pada saat itu.
·         Kondisi serta keadaan alat tangkap dan stabilitas kapal
·         Angin dan arus
.
1.    Hauling
  1. Menarik tali pelampung, badan jaring dan tali pemberat secara bersama-sama dan seimbang, agar mendapatkan posisi kantong berada ditengah.
  2.  Setelah posisi lingkaran jaring mengecil dan posisi tali pelampung sudah mendekat ke kapal, selanjutnya tali pelampung yang terakhir diikatkan ke tiang gantung melalui sebuah tali.
  3. Hasil tangkapan yang berada pada kantong jaring diambil dengan caduk dan diangkat memakai derek sampai di atas deck.
    . Handling (Penanganan Ikan)
                Pertama-tama menyiapkan peralatan penanganan ikan terlebih dahulu diantaranya : basket, serok dan alat penghancur balok es. Adapun langkah-langkah penanganan ikan sebagai berikut:
  4. Ikan diambil dari kantong jaring dengan menggunakan caduk, selanjutnya dikumpulkan di atas deck.
  5. Ikan disortir berdasarkan ukuran, jenis dan  mutu kesegaran ikan, serta ikan-ikan yang termasuk nilai jual tinggi, dan disimpan dalam basket plastik.
  6. Ikan tersebut disiram dengan menggunakan air laut sampai bersih dari sampah / kotoran yang menempel pada tubuh ikan.
  7. Selain itu ABK yang lain menghancurkan balok es menjadi curah, dan selanjutnya dimasukkan ke dalam dasar palkah.
  8. Setelah dasar palkah tertutupi es, kemudian ikan hasil sortiran dimasukkan ke dalam palkah.
  9. Ikan dalam palkah di atur sedemikian rupa dengan susunan es – ikan – es – ikan – es (sistem boxing).
  10. Setelah semua ikan masuk ke dalam palkah, kemudian ditutup dengan rapi.
  11. Alat-alat yang dipergunakan dibersihkan dan selanjutnya disimpan pada tempatnya.
  12. Sementara itu ABK yang lain membersihkan deck kapal dari kotoran / sampah, dengan cara menyiram menggunakan air laut.
    Untuk menjaga kesegaran ikan diperlukan penanganan dengan cara pengesan.  Cara penanganan ikan dengan cara pengesan yaitu setelah ikan disortir dan dicuci kemudian dimasukan ke palkah yang dasarnya sudah diberi es curah dan selanjutnya disusun dengan sistem boxing (susunan es – ikan – es – ikan – es), lalu palkah ditutup rapat kembali.


    4.Fishing Ground

                      Daerah fishing groud di sekitar laut Madura.
                      Waktu yang diperlukan dalam 1 trip tergantung dari kecepatan atau lambatnya hasil penangkapan ikan yang diperoleh, Tergantung pula pada perbekalan, tapi perbekalan biasanya cukup 60-70 hari. Kapal yang penulis ikuti selama praktik dilaut selama 74 hari yaitu dalam 1 Trip. Berdasarkan sumber data dan yang penulis alami, Lama waktu di laut dipengaruhi oleh :
    a.    Perbekalan
    b.    Kapasitas palkah
    c.    Kondisi alam
    d.    Keadaan kapal dan alat tangkap
    Daerah Fishing Ground purse seine, berdasarkan pengalaman saat penulis saat mengikuti operasi penangkapan ikan setidaknya harus memenuhi :
    a.    Perairan berbuih dan terlihat ikan loncat ke permukaan air.
    b.    Tampak burung-burung berterbangan di atas permukaan air.
    c.    Terdapat banyak plankton
    d.    Arus tidak kuat
    e.    Kedalaman perairan antara 100 sampai dengan 150 meter

    6.   Hasil tangkapan
          Jenis – jenis ikan yang tertangkap diantaranya adalah :
    a.    Ikan Layang ( Decapterus russeli  )
    b.    Ikan Tongkol ( Euthynnus spp  )
    c.    Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta)
    d.    Ikan Bawal Hitam ( Formio niger )
    e.    Ikan Tenggiri ( Scomberomorus commersoni  )
    f.     Ikan Layur ( Tricliurus savala  )
    g.    Cumi-cumi (Loligo sp)
    Hasil penjualan yang dilakukan di Tempat Pelelangan Ikan Pekalongan Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel berikut.





    Tabel 2. Hasil Penjualan Ikan.
    No
    Nama Ikan
    Jumlah Hasil
    Tangkapan (kg)
    Harga Satuan
    ( Rp / Kg )
    Jumlah
    ( Rp )
    1
    2
    3
    4
    5
    6
    7
    Ikan Layang
    Ikan Tongkol
    Ikan Kembung
    Ikan Bawal Hitam
    Ikan Tenggiri
    Ikan Layur
    Cumi-cumi
    1.800
    900
    1.100
    800
    600
    200
    350
    8.000
    12.000
    9.000
    15.000
    20.000
    11.000
    20.000
    14.400.000
    10.800.000
      9.900.000
    12.000.000
    12.000.000
    2.200.000
    7.000.000

    Jumlah


    68.300.000

    BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
    4.1   Kesimpulan
    Penulis dapat menarik kesimpulan dari laporan pengoperasian penangkapan ikan dengan Purse Seine adalah sebagai berikut :
    a.     Hasil tangkapan KM. Bintang Mas Victori mayoritas ditujukan untuk pemasaran lokal.
    b.   Hasil tangkapan alat tangkap Purse Seine ditujukan untuk menangkap jenis ikan tongkol dan kembung, tetapi pada kenyataannya dalam pengoperasian tertangkap pula ikan – ikan yang lain.
    c.   Berdasarkan hasil tangkapan tahun – tahun sebelumnya, dapat diketahui bahwa hasil tangkapan banyak diperoleh pada bulan Mei – September dan Desember - Januari dan sedikit diperoleh pada bulan Februari – April.


    4.2  Saran
    Dari hasil pengamatan praktek penulis, kami menyarankan antara lain :
    a.    Perlu adanya penambahan peralatan navigasi di kapal contohnya echosounder untuk menduga jumlah ikan yang terkumpul di bawah kapal.
    b.    Perlu dicari terobosan-terobosan baru dalam marketing untuk mencari harga yang kompetitif sehingga tidak tergantung pada satu pasar, guna meningkatkan tingkat kesejahteraan nelayan itu sendiri..





    RIWAYAT HIDUP


    Nama Lengkap                        : Rizkie Zatria Putra Kusuma
    Tempat/ Tanggal Lahir            : Palembang, 07 Desember 1996
    Agama                                     : Islam
    Alamat                                                : Jl. Angrek bojong ciakar Rt/02,Rw/10 kel.situ
                                                      Kec: sumedang utara Kab: Sumedang                                                 
    Nama Orang Tua                     :
    Ayah                                       : Deden Anton Suntaka Daputra
     Ibu                                          : Eung R
    Pekerjaan Orang Tua               :
    Ayah                                       : Karyawan swasta
    Ibu                                           : Ibu Rumah Tangga (IRT)
    Hobby                                     : Olahraga,
    Cita – cita                                : Menjadi Bagian yg Penting dalam suatu 
                                                      perusahaan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar